Minggu, 13 Maret 2011

The house 2 by me :p

Entah mengapa, Ryen tiba di sebuah rumah. Rumah besar yang terbuat dari kayu. Pintunya juga besar berwarna abu-abu tua. Ada debu tebal dan sarang laba-laba menghiasi pintu itu. Ryen sampai terbatuk ketika menyingkirkannya. Ryen melihat-lihat kondisi rumah itu. Kebanyakan kayu di rumah itu sudah tua, dan lapuk dimakan usia maupun serangga rayap. Dipintu abu-abu tua itu, ada dua bilah papan kayu terpaku didepannya. Ryen mencoba melepasnya dengan menariknya sekuat tenaga. Ditariknya hingga terdengar bunyi berderit-derit.

Lalu ia menyerah, melepaskan pegangannya pada papan kayu maupun kenop pintunya. Tiba-tiba kedua papan kayu jatuh terlepas. Ryen terkejut. Pintu terbuka dengan keras, seperti dibanting kedalam. Dari pintu itu ada jejak darah menuju keruangan tengah...

***


Diruang tamu...

Ryen melihat-lihat apa yang berserakan disana. Ada sebuah potongan note di atas sofa.

“19 Sept, 1964

Aku dapat merasakan sesuatu hal yang aneh disini.Sebenarnya Aku tahu ada yang aneh di rumah ini, sejak pertama kali aku bekerja sebagai babysitter disini.

Aku takut, haruskah aku pergi dari sini?”

Ryen mengernyitkan dahi demi membaca note itu. Lalu ia melihat sebuah bingkai foto. Sebuah keluarga, dan terlihat bahagia, setidaknya difoto itu. Keluarga kecil, dengan seorang ayah, ibu, dan anak. Anak perempuan. Rumah ini begitu seram, dengan cipratan darah yang menempel di setiap temboknya...


Ryen melihat saklar lampu, timbul niat untuk menyalakannya. Ryen tahu listrik tak akan mungkin ada disini, ia hanya ingin menyentuh saklarnya. Ia mainkan saklar lampu itu. Keatas, dan kebawah. Nyala, dan mati. Tapi tak ada satupun reaksi dari semua bohlam lampu yang ada di ruangan itu-tentu saja.

Namun mengejutkan, karena tiba-tiba ada darah mengalir dari balik tembok-tembok yang tepat berada di belakang foto keluarga tadi! Darah itu mengalir, dan mengalir, hingga mengenai foto keluarga itu. Ia tersentak.

Ryen terkesima dengan kejadian itu.  Ryen melihat foto itu, ia mengangkatnya di depan wajahnya. Foto itu menjadi seram, dengan ketiga kepala yang terlihat berlumuran darah. Tiba-tiba Ryen merasa bulu romanya berdiri tegak. ADA sesuatu yang bisa dia pastikan-duduk di sofa. Apa itu? tanyanya. Ia menaruh bingkai foto tadi, dan menoleh kebelakangnya-meskipun ia tidak berani melakukannya.

Ryen kembali menuju sofa. Ia tersentak.



Note tadi telah kosong! Tanpa ada satupun goresan tinta diatasnya!


Ryen kembali memainkan saklar lampu. Berharap tadi ia hanya salah liat. Nyala-mati-nyala-mati. Ia membuatnya menjadi berirama.
Tidak ada apapun-beruntung sekali ia. Tapi tunggu! ia menemukan sebuah note-lagi! apa isinya? Tulisan disitu buram. Sulit dibaca.


"Tanggal lahir anak perempuan itu..."


 Banyak sekali kata-kata disitu yang di coret dengan tinta merah. Ryen tidak berani berpikir lebih jauh dari 'tinta merah'.


Ada note berbeda di atas sofa.


"4 Jan 1965

terkadang ia berbicara sendiri,
terkadang ia tertawa dimalam hari,
dan
terkadang ia memanggil 'seseorang'..."

(blum slesai :))